"It was a book to kill time for those who like it better dead . . ."

The Ivy Chronicles






Judul :
The Ivy Chronicles
Penulis : Karen Quinn
Penerbit : C!Publishing
Tebal : 441 hlm ; 18 cm
Harga : Rp.52.500,-




Ivy Ames, adalah seorang perempuan Yahudi, mapan, matang (di awal 40an) yang telah mencapai puncak kejayaan hidup yang dicita-citakan. Trauma masa kecil akibat perceraian orang tua dan hidup serba kekurangan a.k.a miskin banget membuatnya gigih berjuang untuk meraih kehidupan mewah yang selalu diangankannya.

Setelah lulus dari Yale (berkat beasiswa yang diterimanya) Ivy langsung diterima bekerja di Myoki Bank, sebuah bank bergengsi di kota New York. Empat belas tahun mengabdi di sana, mengantarkan Ivy menduduki jabatan yang cukup mentereng. Kebahagiaannya begitu lengkap dengan keharmonisan keluarganya (dua orang putri yang manis, suami yang tampan meskipun baru saja kena PHK dari pekerjaannya sebagai seorang pialang), apartemen mewah di kawasan Fifth Avenue, dan segala kemewahan lain yang membuatnya nyaman dalam menjalani kehidupan.

Tetapi, belum lama ia mencecap semua itu, badai yang tak terkira besarnya menghantam kehidupan Ivy. Ia dipecat. Kemudian di hari pemecatannya, Ivy menangkap basah suaminya berselingkuh dengan istri rivalnya di kantor. Tak hanya itu, ia juga harus menjual apartemen mewahnya, memecat seluruh pembantunya, memindahkan dua putrinya dari sekolah swasta yang mahal ke sekolah negeri di daerah pinggiran. Ivy beserta kedua putrinya pun terpaksa pindah ke daerah pinggiran Manhattan. Satu atap dengan beberapa tetangga yang dalam hari-hari selanjutnya ikut mewarnai kehidupannya.....termasuk urusan cinta dan....seks. Juga ada cerita soal romantisme hati sapi cincang.....

Untunglah, Ivy punya teman berhati malaikat, Faith yang begitu beruntung dinikahi seorang miliuner dengan harta berlimpah. Berkat Faith, Ivy menemukan cara untuk membiayai hidupnya dan hidup kedua putrinya. Yaitu menjalani profesi sebagai penasihat penerimaan siswa di sekolah swasta dengan tarif $20 ribu per klien.

Awalnya, bisnis ini tersendat-sendat, karena Ivy memang belum punya pengalaman apa-apa. Ia hanya mendapatkan sedikit bimbingan dari mantan bawahannya di Myoki Bank, Tipper Bucket, yang sekarang bekerja di bagian penerimaan di sekolah Harvard Day. Tapi karena sebuah insiden yang tak terduga, yang membuat kepala sekolah Harvard Day meninggal, dan Tipper diangkat menjadi penggantinya, bisnis Ivy meledak. Bahkan tanpa beriklan lagi, Ivy langsung mendapat beberapa klien yang cukup beragam. Ada klien yang seorang petinggi perusahaan penerbitan terbesar di Amerika (bahkan dunia), ada klien yang lesbian, ada klien yang seorang janda setengah frustasi yang tahun lalu gagal memasukkan putri semata wayangnya ke 35 sekolah, ada klien yang seorang pembantu baik hati, ada klien yang seorang mafia, dan ada pula klien yang suka mengancam akan membunuhnya. Benar-benar membuat Ivy pontang-panting. Jadi, bagaimana Ivy menjalankan bisnisnya? Apakah seluruh bocah dari kliennya dapat diterima di sekolah pilihan mereka? Sepertinya anda harus baca sendiri untuk kelanjutan ceritanya... :)